disadur dari materi audio POMM - ETA, Pendidikan Online Muamalah Maaliyah Erwandi Tramidzi Association, sangat dianjurkan mengikuti pembelajaran ini...
5.2. Ihtikar ( Menimbun Barang)
· dengna tujuan menguasai pasar dan menentukan harga sekehedaknya.
· Ihtikar adalah membeli barang melebihi kebutuhan dengan maksud menguasai pasar kemudian menentukan dengan harga sekehendaknya pada saat masyarakat membutuhkannya. (Dr. Usamah dalam al ihtikar). Jikalau kenaikan harga tidak direkayasa sekelompok orang, terjadi murni karena permintaan pasar yang tinggi, jumlah sedikit karena gagal panen, atau karena musibah tentu harga tinggi sesuai harga pasar waktu itu adalah halal dan keuntungan besar tersebut merupakan rizki dari Allah.
· Suatu ketika di masa rasulullah, para sahabat meminta rasulullah untuk mematok harga maka rasulullah bersabda
إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Turmudzi 1314, Ibnu Majah 2200, dan dishahihkan Al-Albani).
· Sebagaimana rasullah tidak mau mengurangi keuntungan para pedagang, maka beliau pun tidak ingin para pedagang merugikan para pembeli dengan melakukan ihtikar, sehingga barang menjadi tinggi sehingga manusia kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya.
· Nabi mencap pelaku ihtikar dengan pendosa
Dari Ma’mar bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
· لاَ يَحْتَكِرُ إِلاَّ خَاطِئٌ
“Tidak boleh menimbun barang, jika tidak, maka ia termasuk orang yang berdosa.” (HR. Muslim, no. 1605).
Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
· مَن دَخَلَ في شَيءٍ من أسعارِ المُسلِمينَ لِيُغلِيَه عليهم، فإنَّ حَقًّا على اللهِ تَبارك وتَعالى أنْ يُقعِدَه بعُظْمٍمن النَّارِ يَومَ القيامَةِ.
“Siapa yang mempengaruhi harga bahan makanan kaum muslimin sehingga menjadi mahal, merupakan hak Allah untuk menempatkannya ke dalam tempat yang besar di neraka nanti di hari kiamat.” (HR. Ahmad, 4:485. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif).
· Al haitsami mengklasifikasikan perbuatan ini dengan dosa besar karena besarnya ancaman dosa ihtikar
Komentar
Posting Komentar